Pages

Minggu, 19 Juni 2011

Biografi


Nama : KhaLifatuL Maghfirah
Kelas  : X-RPL
BIOGRAFI R.A KARTINI




                                                            Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879                                       di kota Jepara, Jawa Tengah.Ia anak salah satu seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat-istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar, ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orang tuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Ia sangat sedih dengan hal itu, Kartini ingin menentang, tetapi tidak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk
menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lain yang kemudian dibacanya di Taman Rumah dengan ditemani pembantunya.
            Akhirnya, membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar, dibacanya. Bila ada kesulitan dalam memahami buku-buku tsb, ia menanyakannya pada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa . Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis-menulis dan ilmu pengetahuan yang lainnya. Ditengah kesibukannya, ia tidak pernah berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
            Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan, karena ia dinikahkan oleh orang tuanya dengan raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah, ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya pun ikut mendukung istrinya untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya, Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”
            Pada tanggal 17 September 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, suaminya mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu berjudul “Door Duisternis Tot Licht” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”
            Sampai sekarang makamnya masih banyak dikunjungi oleh ibu-ibu dari berbagai daerah di Indonesia. Berkat jasa-jasanya, beliau dikukuhkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional dengan SK Presiden No. 108/1694 tanggal 2 Mei 1964. Untuk mengenang keharuman nama beliau, maka diciptakanlah lagu “IBU KITA KARTINI”

BIOGRAFI IMAM BONJOL

            Imam Bonjol lahir di Tanjung Bunga Kabupaten Pasaman daerah Sumatera barat pada tahun 1772. Beliau belajar Agama Islam pada alim ulama di sana. Setelah tamat, beliau menjadi guru agama di Tanjung Bunga.
            Sebagai tokoh yang cukup disegani, beliau memimpin pasukan Padri untuk menentang kekuasaan Belanda pada tahun 1821. Pada tahun tersebut, Belanda mengadakan perjanjian Masang dan sekaligus mengakui Tuanku Imam Bonjol sebagai penguasa di daerah Alahan Panjang. Namun rupanya Belanda kurang puas, sehingga perjanjian itu dilanggarnya sendiri, akibatnya perang berkobar lagi
            September 1832 Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran hingga 3 kali mengganti panglima perangnya untuk merebut Imam Bonjol, tetapi baru pada 1837, Negeri Imam Bonjol jatuh ke tangan Belanda. Meski demikian, Tuanku Imam Bonjol berhasil meloloskan diri dan melanjutkan perjuangannya di daerah lain.
            Pada Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol diajak berunding oleh Belanda di Palupuh, tetapi setiba disana, beliau langsung ditangkap dan kemudian dibuang ke Cianjur Jawa Barat. Tak lama kemudian dipindahkan ke Ambon dan akhirnya dipindahkan lagi ke Manado. Di tempat pengasingannya ini, ia wafat pada 8 November 1864 dan dimakamkan disana.
            Imam Bonjol mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan dengan SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973.

BIOGRAFI TEUKU UMAR

            Teuku Umar lahir di Meulaboh, Aceh pada tahun 1854. Beliau tidak pernah mendapatkan pendidikan formal. Sejak kecil terbiasa hidup bebas dan memiliki kemauan yang keras serta sulit untuk dibelokkan. Dalam usia muda sudah menjadi kepala kampung dan tahun 1873 ketika terjadi pecah perang antara rakyat Aceh dan Belanda, beliau turut berjuang bersama-sama dengan pejuang Aceh lainnya. Dalam perjuangannya, beliau mempunyai cara-cara tersendiri yang kadang-kadang tidak dapat dipahami oleh pejuang-pejuang lainnya.
            Tahun 1883 beliau menunjukkan sikap damai dengan Belanda, tetapi setahun kemudian memperlihatkan sikap bermusuhan terhadap Belanda. Ketika dalam suasana damai dengan Belanda, beliau sempat diantarkan oleh 32 tentara Belanda, tetapi di tengah perjalanan, mereka dibunuh semua dan senjatanya dirampas.
            Beliau pernah menyerang kapal Hok Kanton dan menawari semua anak buahnya. Belanda terpaksa membayar uang tebusan, guna membebaskan mereka. Pada tahun 1893 Teuku Umar berdamai dengan Belanda serta diizinkan memiliki senjata lengkap dengan 250 orang tentara. Belanda tetap yakin bahwa Teuku Umar dapat diajak bekerjasama dan akan berhasil mengamankan seluruh daerah Aceh.
            Karena itu senjata dan perlengkapan lain terus ditambah. Keyakinan Belanda tsb, ternyata meleset. Teuku Umar berbalik melawan Belanda dengan membawa lari banyak persenjataan, peluru, uang dan perlengkapan lain pada tanggal 29 Maret 1896.
            Pemerintahan Belanda tertipu, sehingga Panglima Tentara Belanda terpaksa mengerahkan kekuatan yang besar untuk menangkap Teuku Umar hidup atau mati. Tanggal 11 Februari 1899 terjadi pertempuran, Teuku Umar melawan dengan gigih sampai titik darah penghabisan. Beliau wafat di Meulaboh tanggal 11 Februari 1899.
            Beliau gugur dalam pertempuran di desa Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899 dan dimakamkan di sana pula. Karena jasa-jasanya, beliau diangkat sebagai Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan dengan SK Presiden No. 087/1973 tanggal 6 November 1973.


             skip to main | skip to sidebar Biografi Ki Hajar Dewantara
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdT6kkH3-Tgn4F_hq5Rwt8PX0kH0e8SSKd3iLt1myOf5yEi5Fh3ojf-6eU7yOrdYpXLlDytE3aLsqqtZ98ONQV1Dl3FGJDt50jfmLhzNqeFD-lB10tHiKRe8XbQh-rO1Ym1TD3FWaXjXdc/s320/Ki_hajar_dewantoro2.jpgKi Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889.Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Sejak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.
            Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah                      Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara.
Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
Ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
            Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.
             Ki Hajar  mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.
             Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut.
             Di tengah keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Tamansiswa, ia tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
             Pada zaman Pendudukan Jepang, kegiatan di bidang politik dan pendidikan tetap dilanjutkan. Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di samping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur.
            Setelah zaman kemerdekaan, Ki hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama.2 tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.
            Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sungtulada.


| Free Bussines? |

0 komentar:

Posting Komentar